Wisata Kuliner di Sri Lanka: Menyantap Kekayaan Rasa Negeri Seribu Rempah
Daftar Pustaka
Sri Lanka tidak hanya terkenal karena pantainya yang indah, tetapi juga karena kekayaan rasa yang luar biasa. Negara Sri Lankai menawarkan pengalaman wisata kuliner yang unik dan menggugah selera.
Hoppers: Sarapan Khas yang Mengenyangkan
Ketika pagi menyapa kota-kota di Sri Lanka, aroma harum hoppers mulai menggoda. Hoppers, atau appa, terbuat dari adonan tepung beras yang difermentasi. Biasanya, hidangan ini dibentuk menyerupai mangkuk tipis dan garing di sisi, namun lembut di tengah.
Hoppers sangat fleksibel. Bisa dinikmati dengan telur, sambal pedas, atau kari kelapa. Meskipun sederhana, rasanya sangat memuaskan. Oleh karena itu, menu ini menjadi favorit banyak wisatawan.
Di Colombo, banyak penjaja kaki lima yang menyajikan hoppers dengan cara unik. Bahkan, beberapa restoran fine dining pun menyajikannya sebagai hidangan pembuka bergaya fusion.
Kottu Roti: Simfoni Rasa di Atas Wajan
Jika Anda ingin mencoba sesuatu yang berisik namun menggoda, cobalah kottu roti. Hidangan ini adalah perpaduan potongan roti godamba, sayuran, telur, dan daging. Semuanya dipotong-potong dengan spatula besar di atas wajan panas.
Suara khas tok-tok-tok dari proses memasak kottu roti bisa didengar dari jauh. Ini menjadi pertunjukan tersendiri di malam hari, khususnya di pasar-pasar malam Sri Lanka.
Rasanya? Luar biasa kompleks. Pedas, gurih, dan sedikit manis bercampur jadi satu. Maka dari itu, tidak lengkap rasanya berkunjung tanpa mencicipi kottu roti langsung di tempat asalnya.
Lamprais: Warisan Kolonial yang Terus Hidup
Tidak semua makanan di Sri Lanka berasal dari budaya lokal. Beberapa, seperti lamprais, merupakan peninggalan kuliner bangsa kolonial Belanda. Lamprais merupakan nasi yang dibungkus daun pisang bersama daging, sambal, dan sambol.
Proses memasaknya sangat detail. Setiap komponen dimasak secara terpisah, lalu dibungkus dan dipanggang. Rasa yang dihasilkan begitu kaya dan berlapis. Bagi para pecinta sejarah dan makanan, lamprais adalah simbol hidupnya warisan budaya.
Banyak rumah makan tradisional yang masih menyajikan lamprais seperti zaman dulu. Ini adalah bukti bahwa Sri Lanka berhasil melestarikan sejarahnya lewat kuliner.
Kari Sri Lanka: Aroma Rempah yang Membedakan
Berbeda dari kari India, kari Sri Lanka memiliki rasa yang lebih tajam dan berani. Salah satu penyebabnya adalah penggunaan rempah-rempah lokal, seperti daun kari, fenugreek, dan kayu manis Ceylon.
Kari bisa dari daging, seafood, hingga buah nangka muda. Selain itu, setiap daerah memiliki ciri khas sendiri. Di Jaffna, misalnya, kari cenderung lebih pedas dan berwarna merah menyala.
Sebagai pelengkap, kari Sri Lanka selalu disajikan dengan nasi dan berbagai lauk. Hal ini menciptakan harmoni rasa yang tak terlupakan. Maka dari itu, pencinta makanan pedas wajib mencoba variasi kari ini.
Watalappam: Manisnya Penutup yang Eksotis
Setelah puas dengan rasa gurih dan pedas, saatnya mencicipi watalappam. Ini adalah puding manis berbahan dasar santan, gula aren, telur, dan rempah.
Asal mula watalappam berasal dari komunitas Muslim Sri Lanka. Kini, ia telah menjadi hidangan penutup yang dinikmati oleh semua kalangan. Teksturnya lembut dan rasanya dalam. Setiap suapannya menghadirkan keharuman kayu manis dan cengkeh yang khas.
Watalappam biasa hadir saat perayaan besar, seperti Idul Fitri atau pernikahan. Namun, banyak restoran yang juga menyajikannya setiap hari. Oleh karena itu, Anda bisa menikmatinya kapan pun berkunjung ke Sri Lanka.
Kesimpulan
Wisata kuliner di Sri Lanka bukan sekadar aktivitas makan. Ini adalah perjalanan rasa yang memperkenalkan budaya, sejarah, dan identitas negeri tersebut. Dari hoppers yang sederhana, hingga lamprais yang kaya sejarah, semuanya menyampaikan cerita yang tak tertulis.
Dengan begitu banyak pilihan menu, setiap pelancong pasti akan menemukan hidangan favoritnya. Apalagi, keramahan penduduk lokal membuat pengalaman makan semakin berkesan. Jadi, jangan lewatkan kesempatan menjelajahi makanan Sri Lanka saat berkunjung ke pulau penuh pesona ini.